Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat pesat telah membawa implikasi terhadap dunia penyiaran di tanah air, khususnya televisi, dalam berbagai aspek baik teknis maupun non-teknis. Dari penyelenggaraan penyiaran hitam putih sebagai televisi generasi pertama, kemudian beralih ke teknologi berwarna yang juga sering dikatakan sebagai televisi generasi kedua, dunia penyiaran kini memasuki sistem penyiaran mutakhir digital.
Ada beberapa perbedaan mendasar yang merupakan keunggulan teknologi penyiaran digital dibandingkan dengan penyiaran analog yang selama ini kita kenal, di antaranya efisiensi daya pemancar, kualitas gambar dan suara yang lebih baik (tidak ada efek ghost atau gambar berbayang), dapat diterima dengan baik oleh televisi bergerak (mobile receiver), konvergensi dengan aplikasi lain, terdapat jasa tambahan (multimedia dan home aplication) misalnya SMS.
Serta adanya tren teknologi penyiaran dunia yang beralih ke digital. Hebatnya lagi, siaran televisi digital dapat diterima oleh handphone melalui fasilitas digital video broadcasting hand held.
Yang menarik, dengan penyiaran digital akan terjadi efisiensi frekuensi dengan adanya sistem kanal multi program. Satu kanal analog setara dengan 2 sampai 10 program digital. Dengan demikian semakin terbuka peluang bagi lembaga penyiaran baru, khususnya di daerah dan diharapkan akan terjadi keberagaman isi siaran. KPID Sulsel akan memberikan perhatian khusus terhadap lembaga penyiaran yang mempunyai program beragam ini. Sehingga tidak terjadi hegemoni di bidang penyiaran seperti yang selama ini terjadi. Dewasa ini terdapat beberapa teknologi penyiaran digital yang telah dikembangkan di beberapa negara maju. Untuk televisi dikenal Advanced Television System Committee (ATSC) yang dikembangkan di Amerika, Digital Video Broadcasting (DVB) yang dikembangkan di Eropa, dan Integrated Service Digital Broadcasting (ISDB) yang dikembangkan di Jepang. Ada juga Digital Multimedia Broadcast (DMB) dan Digital Television Broadcast (DTB) yang masih relatif baru dikembangkan.
Meskipun rencana cut-off sistem analog di Indonesia adalah pada tahun 2015, kenyataannya sekarang masyarakat Indonesia sudah dapat menikmati tayangan-tayangan digital melalui tayangan berlangganan via satelit maupun kabel. Demikian pula halnya lembaga penyiaran di Indonesia, beberapa studio milik penyiaran publik maupun swasta telah memproses sinyal videonya secara digital dan mengirim sinyalnya ke stasiun-stasiun relainya di daerah melalui satelit dengan menggunakan sistem DVB. Mereka juga sudah menggunakan peralatan studio yang sudah digital, seperti kamera, video recorder, video switching, dan lain-lain. Dari beberapa sistem penyiaran digital itu, DVB merupakan pilihan terbaik. Saat ini sistem DVB telah digunakan oleh 70 persen negara di dunia yang telah mengadopsi penyiaran digital. Selain itu, sistem DVB sangat baik bagi aplikasi komputer dan mobile television serta dapat diterima dengan baik di kendaraan meskipun berada dalam terowongan, dan di antara gedung tinggi atau pegunungan hanya dengan antena penerima yang sangat sederhana.
Wednesday, August 22, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment