

Pada tahun 2004, sudah diciptakan sebuah robot yang berfungsi sebagai satuan pengaman gedung bertingkat di Jepang. Robot yang diberi nama Artemis ini dikembangkan oleh perusahaan robotik Tmsuk, Artemis Guard Robot yang berkode T63. Tugas utama Artemis adalah berkeliling gedung dan melaporkan bila menemukan sesuatu yang mencurigakan. Ia tidak diprogram untuk menyerang orang secara mematikan, karena senjata yang disandang tidak berbahaya yaitu senapan paint ball dan semprotan cairan. Robot ini memiliki tinggi 157 cm, lebar 66 cm, panjang 82 cm dan berat 100 kg. Baterainya tahan beroperasi selama 8 jam sebelum harus diisi (charge) ulang.
Sementara pada pertengahan tahun ini, Korea Selatan akan mengaktifkan sebuah robot yang akan bertugas sebagai penjaga keamanan di suatu sekolah di Seoul. Robot yang disebut OFRO itu akan diuji kemampuannya sebelum dipasarkan. DU Robo, pembuat robot tersebut, mengemukakan produk mereka berguna untuk memberitahu para staf jika ada orang luar yang merayu para siswa. Selanjutnya para guru dapat memperingatkan orang luar tersebut melalui pelantam (loudspeaker) atau mendatangkan Satpam.Setelah menjalani uji kelayakan, OFRO yang memiliki banyak kelebihan akan dipertimbangkan untuk dikomersilkan dengan harga sekitar 100 ribu dolar (sekitar Rp 900 juta) sebagai pengawal sekolah. OFRO dapat bergerak hingga kecepatan lima kilometer perjam dan dapat dapat berpatroli dengan diprogram atau dikontrol secara manual. Robot tersebut memiliki kamera dan mikrofon yang terhubung dengan para guru maupun perusahaan jasa keamanan, demikian Reuters.
Pada penyelenggaraan Piala Dunia tahun 2006 di Jerman, FIFA menerapkan sistem keamanan tercanggih untuk menjamin ketenangan selama pertandingan berlangsung. Guna menjamin keamanan dan kesuksesan pesta empat tahunan tersebut, tak cukup mengerahkan aparat keamanan, FIFA menjalin kontrak dengan Robowatch Defense dan Diehl BGT Defence. Rekanan FIFA tersebut bertugas membuat dan mengoperasikan robot-robot di sekitar stadion untuk melakukan patrol pengamanan. Tugas pengamanan yang dijalankan oleh robot terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama menggunakan robot OFRO. Bentuknya mirip dengan robot yang pernah digunakan militer AS untuk operasi mereka di Irak dan Afganistan. Dengan kamera termalnya, robot OFRO mampu mengenali posisi musuh di malam hari melalui temperatur suhu badan manusia atau titik api. Selain itu, mampu mendeteksi radiasi, racun, virus, dan bahan kimia berbahaya melalui sensornya.

Sedangkan kelompok kedua menggunakan robot MOSRO, bentuknya mirip robot R2-D2 di film "Star Wars”. Robot jenis ini lebih difokuskan untuk pengintaian di dalam stadion. Setiap robot diprogram lengkap dengan layout situasi dalam stadion, termasuk ruang administrasi, area parkir bawah tanah, dan area penyimpanan. Robot seharga 15.000 dolar AD per unitnya itu dilengkapi dengan kamera video guna menangkap penyusup yang masuk ke stadion, juga dilengkapi teknologi sinar inframerah dan sensor ultrasonik. Untuk urusan komunikasi, robot dikontrol dengan menerapkan teknologi telekomunikasi mobile generasi ketiga (3G). Untuk itu, masing-masing robot dilengkapi 3G card, yang terhubung dengan dedicated base station (DBS) di dalam stadion. Agar keamanan data terjamin, semua lalu lintas data dienkripsi. "Kami bisa saja menggunakan teknologi Wi-Fi, akan tetapi untuk praktiknya membutuhkan access point dan berbiaya lebih tinggi,” tutur Stengl.
Teknologi lain yang dibenamkan sebagai tambahan yaitu semua robot dilengkapi kamera video, sensor radar, pengukur temperatur, dan pemindai infra merah. Kamera yang terpasang dapat berputar ke segala arah dan dapat dikontrol secara remote oleh teknisi di pusat kontrol. "Jika robot mengenali sesuatu yang tidak beres, seperti adanya lubang mencurigakan dalam pagar, robot akan berhenti dan mengirim pesan peringatan ke pusat kontrol. Sensor radar mampu mendeteksi badan manusia walau ada di balik tembok," ujar Stengl menambahkan.
Melalui bantuan navigasi dari GPS, robot dapat mengirim gambar ke pusat pengontrol (skybox). Melalui remote control yang ada di pusat pengontrol, dapat mengirim perintah guna mengecek situasi yang mencurigakan di luar stadion.
No comments:
Post a Comment